Patah hati, dua suku kata yang tidak asing lagi, sering terdengar di telinga kita. Setiap orang pasti pernah mengalami patah hati, patah hati memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. Patah hati akan berdampak positif jika patah hati tersebut mengarah kepada kebaikan, menjadikan kita semangat, dengan patah hati kita memanfaatkan kegalauan-kegalauan yang dimiliki dan menuangkannya ke lagu, puisi, maka hal tersebut berdampak negatif. Patah hati juga bisa berdampak negatif, misalkan akibat patah hati kita terjerumus kepada pergaulan bebas seperti minuman keras, dan hal inilah yang perlu kita jauhi.
Oleh karena itu kita harus memiliki mental yang kuat dalam mengahadapi patah hati, dengan kata lain kita harus terlatih untuk patah hati, cara untuk terlatih patah hati adalah jangan terlalu berharap kepada manusia, seuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitupun dengan cinta, ketika kita mencintai seseorang berlebihan makan akan timbul harapan-harapan, dan konsekuensinya ketika ditinggal pas sayang-sayange kita akan rapuh serapuh kertas terkena air dan sulit untuk move on.
Baca juga: Jangan Ajak Ngobrol Orang Brebes Pakai Dialek Jawa Non Ngapak!
Cara berikutnya untuk terlatih patah hati adalah siap, kita harus siap meghadapi kondisi apapun, siap mengahadapi segala kemungkinan, dengan siap inilah kita akan ikhlas untuk mengahadapi apapun, cara untuk terlatih patah hati adalah berani, berani untuk jatuh cinta dengan berani jatuh cinta, semakin berani untuk jatuh cinta maka semakin terlatih patah hati, Misalkan kita jatuh cinta kepada seseorang, maka kita harus berani untuk mengungkapkannya, jangan takut akan mengalami penolakan, ditolak atau tidaknya urusan nanti yang penting berani.
Cara selanjutnya adalah jangan menyerah, ketika mengalami penolakan akan cinta, maka akan terbayang-bayang akan penolakan tersebut, sehingga akan menyerah dengan keadaan, jadi jangan takut akan penolakan kedua, ketiga dan seterusnya, semakin banyak mendapat penolakan, maka akan semaki terlatih patah hati, intinya jangan menyerah karena cinta, ketika terus pantang menjerah dalam mencari cinta makan akan menjadikan kita sekuat batu karang.
Jangan lupa jaga mata jagai hati jaga perasaan jangan lupa bahagia, berlatihlah dan terus berlatih samapai kamu menjadi terlatih untuk patah hati, tetap semanagat, jangan lupa jaga kesehatan, pakai masker, jaga jarak, dan jaga perasaan.
Baca juga: Saran Untuk KAMI Agar Menarik Diikuti
Related posts
Zamroni dan Kiprah Pergerakan Mahasiswa
Nama Zamroni tidak asing lagi bagi para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Nama beliau selalu diperkenalkan saat perekrutan anggota PMII atau MAPABA, namun apakah kader PMII benar-benar mengenal siapa beliau. Saya sering menemui teman-teman Saya sesama PMII hanya sebatas mengenal nama beliau saja dan…
Soeharto, Orde Baru dan Gaya Kepemimpinan
Siapa yang tidak mengenal Soeharto, sosoknya begitu kontroversial di kalangan masyarakat Indonesia, ditakuti pada masanya. Soeharto adalah Presiden Republik Indonesia kedua, namanya tidak asing lagi di telinga kita dengan gambarnya yang melambaikan tangan dan menyapa “Piye Kabare Enakan Jamanku Toh”. Soeharto laksana seorang raja di…
Gus Dur Sang Perekat Toleransi di Indonesia
K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, siapa yang tidak mengenal beliau, cucu dari ulama pendiri organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, K. H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur lahir dari pasangan K. H. Wahid Hasyim dan Nyai Haji Solichah, Kakek dari jalur ibu adalah K.H. Bisri…
Keistimewaan Khadijah Al-Kubra yang Membuat ‘A’ishah Ra. Cemburu Berat
Para jumhur ulama mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menikahi ‘A’ishah Ra. saat ia masih usia belia, yakni usia tujuh tahun. Namun keduanya baru mulai menjalani biduk rumah tangga bersama saat ‘A’ishah Ra. telah menginjak usia sembilan tahun, beberapa bulan setelah kaum muslimin hijrah ke Madinah. Pernikahan…