Rembes.net – Sedekah bumi merupakan upacara adat atau tradisi orang jawa pada umumnya yang diadakan setiap tahun. Acara tersebut dilaksanakan pada awal bulan sura/muharam yang bertujuan untuk mengungkapkan ras syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang dirasakan melalui hasil bumi.
Hasil bumi yang biasa dibagikan berupa buah-buahan, palawija atau hasil tani lainya. Ada pula berbagai macam makanan lain yang disusun menyerupai gundukan berbentuk segitiga dan diarak keliling desa.
Rembesmin pernah mengikuti acara upacara adat di salah satu desa yang terletak di kecamatan Losari, Brebes saat masih duduk di bangku SMA dimana acara ini di hadiri oleh perangkat desa, masyarakat serta pemuka agama desa rembesmin. Yang membuat rembesmin kagum adalah
para pemuda juga memiliki antusias yang tinggi dalam melaksanakan acara ini dimana upacara adat seperti ini biasanya kurang populer dikalangan pemuda.
Baca: Menyusuri Lorong-lorong Bakau di Hutan Mangrove Pandansari
Upacara adat ini diadakan di halaman balai desa atau masjid dimana biasanya masyarakat membawa tumpeng dan berbagai macam hasil bumi untuk dibagikan kepada para pengunjung. Selain itu perangkat desa juga mengadakan tasyakuran lalu dilanjutkan dengan pengajian. Biasanya acara ini juga dimeriahkan dengan grup rebana yang sangat menghibur.
Menurut rembesmin upacara adat yang sudah turun temurun ini perlu dilestarikan dimana selain untuk mengingat dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tetapi juga untuk meningkatkan tali silaturahmi dan semangat gotong royong sesama masyarakat agar tetap terjaga.
Sedekah bumi merupakan suatu ritual budaya peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu. Adapun asal-usul sedekah bumi bermula pada masa Hindu yang mana ritual tersebut dinamakan sesaji bumi. Lalu pada masa Islam, terutama masa Walisongo ritual budaya sesaji bumi tidak dihilangkan tetapi dipakai sebagai sarana untuk melestarikan dan mensyiarkan agama Islam dengan merubah sistem yang dulunya untuk alam diubah namanya menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia.
Baca: Masihkah Elf Losari dan Ketanggungan Jadi Pilihan Masyarakat?
Sedekah bumi biasanya dilakukan oleh orang Jawa yang berprofesi sebagai petani yang menggantungkan kehidupannya dari kekayaan alam yang ada di bumi. Pada masyarakat Jawa terutama petani, tradisi ritual sedekah bumi sudah menjadi rutinitas yang dilaksanakan setiap tahun.
Jadi, rembesmin berharap ritual ini tetap terus dilestarikan agar semakin merekatkan kerukunan antar warga hingga terciptanya kehidupan yang guyub rukun.
Related posts
Zamroni dan Kiprah Pergerakan Mahasiswa
Nama Zamroni tidak asing lagi bagi para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Nama beliau selalu diperkenalkan saat perekrutan anggota PMII atau MAPABA, namun apakah kader PMII benar-benar mengenal siapa beliau. Saya sering menemui teman-teman Saya sesama PMII hanya sebatas mengenal nama beliau saja dan…
Soeharto, Orde Baru dan Gaya Kepemimpinan
Siapa yang tidak mengenal Soeharto, sosoknya begitu kontroversial di kalangan masyarakat Indonesia, ditakuti pada masanya. Soeharto adalah Presiden Republik Indonesia kedua, namanya tidak asing lagi di telinga kita dengan gambarnya yang melambaikan tangan dan menyapa “Piye Kabare Enakan Jamanku Toh”. Soeharto laksana seorang raja di…
Gus Dur Sang Perekat Toleransi di Indonesia
K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, siapa yang tidak mengenal beliau, cucu dari ulama pendiri organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, K. H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur lahir dari pasangan K. H. Wahid Hasyim dan Nyai Haji Solichah, Kakek dari jalur ibu adalah K.H. Bisri…
Keistimewaan Khadijah Al-Kubra yang Membuat ‘A’ishah Ra. Cemburu Berat
Para jumhur ulama mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menikahi ‘A’ishah Ra. saat ia masih usia belia, yakni usia tujuh tahun. Namun keduanya baru mulai menjalani biduk rumah tangga bersama saat ‘A’ishah Ra. telah menginjak usia sembilan tahun, beberapa bulan setelah kaum muslimin hijrah ke Madinah. Pernikahan…