Selamat hari puisi nasional. Hari ini ditetapkan sebagai hari puisi nasional untuk mengenang hari wafatnya salah satu penyair terkemuka Indonesia, Chairil Anwar.
Seperti dilansir dari beberapa sumber, Chairil lahir dan besar di Medan, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta dengan ibunya pada tahun 1940.
Masa-masa di Jakarta inilah menjadi awal perkenalan Chairil muda dengan dunia sastra.
Saat itu Chairil banyak membaca tulisan-tulisan dari para pengarang internasional ternama.
Baca juga: Ekranisasi Novel Ronggeng Dukuh Paruk ke Film Sang Penari; Rekomendasi Ditengah Pandemi
Karya-karya dari H. Marsman, Edgar du Perron, J. Slaurhoff, dan Rainer M. Rilke sudah menjadi santapannya sehari-hari.
Pada tahun 1942 Chairil mempublikasikan puisi pertamanya, dan terus menulis.
Diperkirakan, ia telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi.
Puisi-puisinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.
Baca juga: Nasaruddin Umar: Kerjakan Amaliah Ramadan di Rumah Tolak Mudarat
Chairil Anwar menuliskan puisi-puisi yang bertemakan tentang dukungannya terhadap kemerdekaan negara Indonesia.
Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia pun dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Kalian pasti paling hafal dengan beliau ini ya, yang judul puisinya adalah “Aku.” Chairil anwar tidak meneruskan sekolah tinggi, tetapi bisa menjadi tulang punggung keluarga terutama untuk Ibunya yang membesarkannya sebagai orang tua tunggal.
Sebagai anak-anak hidupnya penuh dengan konflik keluarga dan masalah sosial. Namun, ini tidak menghalanginya untuk menjadi penyair paling sukses di Indonesia.
Related posts
Zamroni dan Kiprah Pergerakan Mahasiswa
Nama Zamroni tidak asing lagi bagi para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Nama beliau selalu diperkenalkan saat perekrutan anggota PMII atau MAPABA, namun apakah kader PMII benar-benar mengenal siapa beliau. Saya sering menemui teman-teman Saya sesama PMII hanya sebatas mengenal nama beliau saja dan…
Soeharto, Orde Baru dan Gaya Kepemimpinan
Siapa yang tidak mengenal Soeharto, sosoknya begitu kontroversial di kalangan masyarakat Indonesia, ditakuti pada masanya. Soeharto adalah Presiden Republik Indonesia kedua, namanya tidak asing lagi di telinga kita dengan gambarnya yang melambaikan tangan dan menyapa “Piye Kabare Enakan Jamanku Toh”. Soeharto laksana seorang raja di…
Gus Dur Sang Perekat Toleransi di Indonesia
K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, siapa yang tidak mengenal beliau, cucu dari ulama pendiri organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, K. H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur lahir dari pasangan K. H. Wahid Hasyim dan Nyai Haji Solichah, Kakek dari jalur ibu adalah K.H. Bisri…
Keistimewaan Khadijah Al-Kubra yang Membuat ‘A’ishah Ra. Cemburu Berat
Para jumhur ulama mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menikahi ‘A’ishah Ra. saat ia masih usia belia, yakni usia tujuh tahun. Namun keduanya baru mulai menjalani biduk rumah tangga bersama saat ‘A’ishah Ra. telah menginjak usia sembilan tahun, beberapa bulan setelah kaum muslimin hijrah ke Madinah. Pernikahan…